TEORI
KECERDASAN GANDA
Di
Susun Oleh :
Dimas Nabila Choirunisah
09244340001
PRODI
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
PGRI YOGYAKARTA
2011
Teori
kecerdasan ganda
Pendidikan
pada dasarnya merupakan suatu proses pengembangan potensi individu. Melalui
pendidikan, potensi yang dimiliki oleh individu akan diubah menjadi kompetensi.
Kompetensi mencerminkan kemampuan dan kecakapan individu dalam melakukan suatu
tugas atau pekerjaan. Tugas pendidik atau guru dalam hal ini adalah
memfasilitasi anak didik sebagai individu untuk dapat mengembangkan potensi
yang dimiliki menjadi kompetensi sesuai dengan cita-citanya. Program pendidikan
dan pembelajaran seperti yang berlangsung saat ini oleh karenanya harus lebih
diarahkan atau lebih berorientasi kepada invidu peserta didik. Kenyataan
menunjukkan bahwa program pendidikan yang berlangsung saat ini lebih banyak
dilaksanakan dengan cara membuat generalisasi terhadap potensi dan kemampuan
siswa. Hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman pendidik tentang
karakteristik individu.
Jerold
E. Kemp dan kawan-kawan mengemukakan (1996) beberapa karakteristik individu
siswa yang perlu difahami antara lain :
Ø Age
and maturity level.
Ø Motivation and attitude toward subject.
Ø Expectation and vocational level.
Ø Special Talent.
Ø Mechanical Dexterity.
Ø Ability
to work under various enviro condition.
Teori
Kecerdasan Ganda (Multiple Inteligence) yang dikemukakan oleh Howard
Gardner seorang professor psikologi dari
Harvard University, akan dijadikan acuan untuk lebih memahami bakat dan
kecerdasan individu. Salah satu karakteristik
penting dari individu yang perlu difahami oleh guru sebagai pendidik
adalah bakat dan kecerdasan individu. Guru yang tidak memahami kecerdasan anak
didik akan memiliki kesulitan dalam memfasilitasi proses pengembangan potensi
individu menjadi yang dicita-citakan. Generalisasi terhadap kemampuan dan
potensi individu memberikan dampak negative yaitu siswa tidak memiliki
kesempatan untuk mengebangkan secara optimal potensi yang ada pada dirinya.
Akibat penanganan salah seperti yang dilakukan oleh sistem persekolahan saat
ini kita telah kehilangan bakat-bakat cemerlang. Individu-individu yang cerdas
tidak dapat mengembangkan potensi diri mereka secara optimal.
A. Siswa
adalah Individu yang Unik
Pada
dasarnya siswa adalah individu yang unik. Setiap siswa memiliki potensi dan
kemempuan yang berbeda antara yang satu dengan yang lain. Tidak semua individu
memilki profil intelegensi yang sama. Setiap individu juga memilki bakat dan
minat belajar yang berbeda-beda. Pada era membanjirnya informasi dan
pengetahuan seperti yang terjadi sekarang ini tidak semua individu harus
mempelajari semua informasi. Setiap individu harus bersifat selektif dalam
menentukan keterampilan dan pengetahuan yang akan dipelajari. Individu harus
memilki pilihan untuk memilih apa yang ingin dipelajari dan bagaimana
mempelajarinya.
Setiap
siswa memang memiliki potensi yang berbeda-beda dan memilki pilihan untuk
mengembangkan potensi yang dimilikinya, namun ada beberapa pengetahuan dan
kerterampilan dasar yang perlu dimiliki oleh siswa setelah menyelesaikan
pendidikan di sekolah yaitu kemampuan atau kompetensi dalam bidang :
Ø Bahasa
(linguistic)
Ø Matematika
(match)
Ø Ilmu
Pengetahuan Sosial (social sciences)
Ø Ilmu
Pegetahuan Alam (Natural Sciences)
Keempat
bidang ini dapat dipandang sebagai kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh
individu siswa setelah lulus dari sekolah.
B. Jenis-Jenis
Kecerdasan
Howard
Gardner (1983) mengemukakan bahwa pada dasarnya manusia memiliki tujuh jenis
kecerdasan dasar yaitu :
Ø Kecerdasan
bahasa
Ø Kecerdasan
matematis logis
Ø Kecerdasan
spasial
Ø Kecerdasan
kinestetis jasmani
Ø Kecerdasan
musical
Ø Kecerdasan
interpersonal
Ø Kecerdasan intrapersonal
Terakhir, Gardner
menambahkan satu kecerdasan lagi yaitu kecerdasan naturalis.
1.
Kecerdasan Bahasa
Kecerdasan
bahasa berisi kemampuan untuk berfikir dengan kata-kata dan menggunakan bahasa
untuk mengekspresikan arti yang kompleks. Contoh orang-orang yang memiliki
kecerdasan bahasa yaitu :
Ø Pengarang
Ø Penyair
Ø Wartawan
Ø Pembicara
Ø Pembaca
berita
2.
Kecerdasan Matematis/Logis
Kecerdasan
logis matematis memungkinkan seseorang terampil dalam melakukan hitungan,
penghitungan atau kuantifikasi, mengemukakan proposisi dan hipotesis dan
melakukan operasi matematis yang kompleks. Contoh-contoh orang yang memiliki
kecerdasan matematis logis adalah ilmuwan, matematikawan, akuntan, insinyur,
dan pemrogram computer.
3.
Kecerdasan Spasial
Orang
yang memiliki kecerdasan spasial adalah orang yang memiliki kapasitas dalam berfikir
secara tiga dimensi. Contoh-contoh orang yang memiliki kecerdasan spasial
adalah pelaut, pilot, pematung, pelukis daan arsitek. Kecerdasan spasial
memungkinkan individu dapat mempersepsikan gambar-gambar baik internal maupun
eksternal dan mengartikan atau mengkomunikasikan informasi grafis.
4.
Kecerdasan Kinestetik
Kecerdasan
kinestetik tubuh adalah kecerdasan yang memungkinkan seseorang memanipulasi
objek dan cakap melakukan aktivitas fisik. Contoh-contoh orang yang memiliki
kecerdasan kinestetik yaitu atlet, penari, ahli bedah, dan pengrajin.
5.
Kecerdasan Musikal
Kecerdasan
musikal dibuktikan dengan adanya rasa sensitif terhadap nada, melodi, irama music.
Orang-orang yang memilki kecerdasan musikal yang baik antara lain, komposer,
konduktor, musisi, kritikus musik, pembuat instrumen dan orang-orang sensitif
terhadap unsur suara.
6.
Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan
interpersonal adalah kapasitas yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat
memahami dan dapat melakukan interaksi secara fektif dengan orang lain.
Kecerdasan interpersonal akan dapat dilihat dari beberapa oranng seperti; guru
yang sukses, pekerja sosial, aktor, politisi. Saat ini orang mulai menyadari
bahwa kecerdasan interpersonal merupakan salah satu faktor yang sangat
kesuksesan seseorang.
7.
Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan
intrapersonal diperlihatkan dalam bentuk kemampuan dalam membangun persepsi
yang akurat tentang diri sendiri dan menggunakan kemampuan tersebut dalam
membuat rencana dan mengarahkan orang lain.
8. Kecerdasan Naturalis
Keahlian
mengenali dan mengkategorikan spesies flora dan fauna di lingkungannya. Para
pecinta alam adalah contoh orang tergolong sebagai orang – orang yang memiliki
kecerdasan ini.
Gardner
juga mengelompokkan ketujuh kecerdasan manusia menjadi tiga kelompok yaitu:
Ø Kelompok
kecerdasan yang terkait dengan objek (object related) yaitu objek yang
dihadapi.
Ø Kelompok kecerdasan bebas objek (object free) yaitu
kelompok kecerdasan yang tidak dipengaruhi oleh objek, tapi dipengaruhi oleh sistem bahasa dan musik yang didengar.
Ø Kelompok
kecerdasan yang dipengaruhi hubungan dengan orang lain (person related) yaitu
kelompok yang bertalian dengan interksi dengan orang lain.
C. Kegiatan
untuk Meningkatkan Kecerdasan Ganda
Sejumlah
cara atau metode dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan – kemampuan
individu. Setiap metode digunakan untuk meningkatkan jenis kecerdasan yang spesifik yaitu:
Meningkatkan kecerdasan bahasa dapat dilakukana
dengan cara mengadakan permainan merangkai kata, buatlah buku harian atau
usahakan untuk menulis tentang apa saja yang ada dalam pikiran setiap harinya
sebanyak 250 kata, dan sediakan waktu untuk bercerita secara teratur dengan
keluarga atau sahabat.
Cara
untuk meningkatkan kecerdasan spasial yaitu
seringlah berlatih permainan gambar tiga dimensi, puzzle, kubus, dan
teka-teki visual lainnya, dekorasi ulang interior dan taman rumah, buatlah
struktur benda dengan logo, atau bahan mainan tiga dimensi lainnya.
Meningkatkan
kecerdasan matematis logis dapat dilakukan dengan cara berlatih menghitung
soal-soal matematika sederhana di kepala ( berapa 21 X 40 dalam 5 detik),
pelajari cara menggunakan sempoa, sering-seringlah mengisi teka-teki
silang/asah otak lainnya.
Kecerdasan musikal dapat dilatih dengan cara mengunjungi konser atau
pertunjukan musik, bernyanyilah di kamar mandi atau di manapun yang
memungkinkan untuk bersenandung, luangkan waktu selama satu jam setiap minggu
untuk mendengarkan gaya musik yang tidak dikenal akrab (western, jazz, country,
world music ,dll)
Meningkatkan
kecerdasan kinestetik dapat dilakukan dengan carai bergabung dan berlatih bersama
dengan klub olahraga di lingkungan, pelajarilah kegiatan dansa, kumpulkanlah
berbagai macam benda yang memiliki
beragam tekstur dan bentuknya khas, cobalah
kenali benda-benda tersebut dengan mata tertutup.
Cara
atau metode yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal
yaitu: belilah kotak kartu nama, penuhi dengan nama kontak bisnis, teman,
kenalan, kerabat, dan orang lain, serta tetaplah menjalin hubungan dengan
mereka; luangkan waktu selama 15 menit setiap hari untuk mempraktekkan
mendengarkan secara aktif dengan pasangan hidup atau sahabat dekat;
bekerjasamalah dengan satu orang atau lebih dalam sebuah proyek yang
berdasarkan pada kesamaan minat (seni kain perca, pemain bass, penulisan
artikel tentang pantai).
Meningkatkan
kecerdasan intrapersonal dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : pilihlah
tokoh favorit yang positif, dan baca serta jadikan mereka sebagai kawan
imajinasi dalam memecahkan suatu permasalahan yang membutuhkan waktu pemahaman
yang dalam, lakukanlah sesuatu yang menyenangkan diri sekurang-kurangnya sekali
sehari, luangkan waktu sekitar sepuluh menit setiap sore hari untuk meninjau
kembali secara mental berbagai macam perasaan dan gagasan yang dialami.
Metode
yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecerdasan naturalis antara lain peliharalah hewan favorit, tingkatkan
frekuensi melihat acara-acara mengenai program flora dan fauna, (ini yang
paling mudah) cobalah untuk menahan dari untuk tidak merusak lingkungan, seperti mencorat-coret meja,
menginjak rumput kantor, memetik bunga yang sedang tumbuh.
Tabel
berikut (Tabel. 1.) menggambarkan tentang kecenderungan dan kegemaran dan perilaku yang dapat dimati dan metode belajar
yang dapat diterapkan untuk mengoptimalkan masing-masing kecerdasan.
Tabel.
1. Kecenderungan dan Metode Belajar yang dapat digunakan untuk meningkatkan Kecerdasan
Ganda
No
|
JENIS KECERDASAN
|
KECENDERUNGAN/KEGEMARAN
|
METODE BELAJAR
|
1.
|
Bahasa/Verbal
|
Membaca
|
Membaca
|
|
|
Menulis
|
Menulis
|
|
|
Bercerita
|
Mendengar
|
|
|
Bermain Kata
|
|
2.
|
Matematis
Logis
|
Bereksperimen
|
Berhitung
|
|
|
Tanya Jawab
|
Aplikasi Rumus
|
|
|
Bermain teka-teki
logis
|
Eksperimen
|
3.
|
Spasial
|
Mendesain
|
Observasi
|
|
|
Menggambar
|
Menggambar
|
|
|
Berimajinasi
|
Mewarnai
|
|
|
Membuat
Seketsa
|
Membuat Peta
|
4.
|
Kinestetik
|
Menari
|
Mempraktekan
|
|
|
Berlari
|
Menari
|
|
|
Melompat
|
Ekspresi
|
|
|
Meraba
|
|
|
|
Memberi Isyarat
|
|
5.
|
Musikal
|
Bernyanyi
|
Menyanyi
|
|
|
Bersiul
|
Menghayati Lagu
|
|
|
Bersenandung
|
Mamainkan
instrumen musik
|
6.
|
Interpesonal
|
Memimpin
|
Kerjasama dan Interaksi dengan orang
lain
|
|
|
Berorganisasi
|
|
|
|
Bergaul
|
|
|
|
Menjadi
mediator
|
|
7.
|
Intrapersonal
|
Menyusun tujuan
|
Berfikir filosofi
|
|
|
Meditasi
|
Analitis
|
|
|
Imajinasi
|
Berpikir reflektif
|
|
|
Membuat
rencana
|
|
|
|
Merenung
|
|
8.
|
Naturalis
|
Bermain dengan
flora fauna
|
Observasi alam
|
|
|
Mengamati alam
|
Mengidentifikasi karakteristik flora
dan fauna
|
|
|
Menjaga
lingkungan
|
|
D. Faktor
– Faktor Penting dalam Implementasi Teori Kecerdasan Ganda
Implementasi teori
kecerdasan ganda dalam aktivitas pembelajaran memerlukan dukungan
komponen-komponen sistem persekolahan sebagai berikut :
Ø Orang
tua murid
Ø Guru
Ø Kurikulum
dan fasilitas
Ø Sistem
penilaian
Komponen masyarakat,
dalam hal ini orang tua murid, perlu memberikan dukungan yang optimal agar
implementasi teori kecerdasan ganda di sekolah dapat berhasil. Orang tua, dalam
konteks pengembangan kecerdasan ganda perlu memeberikan sedikit kebebasan pada
anak mereka untuk dapat memilih kompetensi yang ingin dikembangkan sesuai
dengan kecerdasan dan bakat yang mereka miliki.
Guru memegang peran
yang sangat penting dalam implementasi teori kecerdasan ganda. Agar
implementasi teori kecerdasan ganda dapat mencapai hasil seperti yang
diinginkan ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu :
Ø Kemampuan
guru dalam mengenali kecerdasan individu siswa
Ø Kemampuan
mengajar dan memanfaatkan waktu mengajar secara proporsional.
Kemampuan guru dalam
mengenali kecerdasan ganda yang dimiliki oleh siswa merupakan hal yang sangat
penting. Faktor ini akan sangat menentukan dalam merencanakan proses belajar
yang harus ditempuh oleh siswa. Ada banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru
untuk mengenali kecerdasan spesifik yang dimiliki oleh siswa. Semakin dekat
hubungan antara guru dengan siswa, maka akan semakin mudah bagi para guru untuk
mengenali karakteristik dan tingkat kecerdasan siswa.
Setelah
mengetahui kecerdasan setiap individu siswa, maka langkah – langkah berikutnya adalah merancang
kegiatan pembelajaran. Armstrong (2004) mengemukakan proporsi waktu yang dapat
digunakan oleh guru dalam mengimplementasikan teori kecerdasan ganda yaitu :
Ø 30
% pembelajaran langsung
Ø 30
% belajar kooperatif
Ø 30%
belajar independent
Implementasi
teori kecerdasan ganda membawa implikasi bahwa guru bukan lagi berperan sebagai
sumber (resources), tapi harus lebih berperan sebagai manajer kegiatan
pembelajaran. Dalam menerapkan teori kecerdasan ganda, sistem sekolah perlu menyediakan
guru-guru yang kompeten dan mampu membawa anak mengembangkan potensi-potensi
kecerdasan yang mereka miliki. Guru musik misalnya, selain mampu memainkan instrumen musik, ia juga harus mampu
mengajarkannya sehingga dapat menjadi panutan yang baik bagi siswa yang
memiliki kecerdasan musikal.
Sekolah
yang menerapkan teori kecerdasan ganda, juga perlu menyediakan fasilitas
pendukung selain guru yang berkualitas. Fasilitas tersebut dapat digunakan oleh
guru dan siswa dalam meningkatkan kecerdasan-kecerdasan yang spesifik.
Fasilitas
dapat berbentuk media pembelajaran dan peralatan serta perlengkapan pembelajaran yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kecerdasan ganda. Contoh fasilitas pembelajaran yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kecerdasan ganda antara lain ; peralatan musik,
peralatan olah raga dan media pembelajaran yang dapat digunakan untuk melatih
kecerdasan spesifik.
Sistem
penilaian yang diperlukan oleh sekolah yang menerapkan teori kecerdasan ganda
berbeda dengan sistem penilaian yang digunkan pada sekolah konvensional.
Sekolah yang menerapkan teori kecerdasan ganda pada dasarnya berasumsi bahwa
semua individu itu cerdas. Penilaian yang digunakan tidak berorientasi pada
input dari proses pembelajaran tapi lebih berorientasi pada proses dan kemajuan
(progress) yang diperlihatkan oleh siswa dalam mempelajari suatu keterampilan
yang spesifik. Metode penilaian yang cocok dengan sistem seperti ini adalah
metode penilaian portofolio. Sistem penilaian portofolio menekankan pada
perkembangan bertahap yang harus dilalui oleh siswa dalam mempelajari sebuah
keterampilan atau pengetahuan.
PENUTUP
Setiap
individu memiliki potensi yang unik yang harus dikembangkan menjadi kompetensi.
Pendidikan merupakan suatu proses yang dilakukan untuk mengembangkan potensi
individu menjadi kompetensi. Manusia pada dasarnya memiliki beberapa jenis
kecerdasan yang menonjol. Howard Gardner, seorang pakar psikologi dari Harvard
University, mengemukakan delapan jenis kecerdasan yang meliputi kecerdasan:
Ø Bahasa
Ø Matematis
logis
Ø Spasial
Ø Musikal
Ø Kinestetis
tubuh
Ø Interpersonal
Ø Intrapersonal
Ø Naturalis
Dalam
mengimplementasikan teori kecerdasan ganda di sekolah, ada beberapa faktor yang
perlu diperhatikan yaitu: masyarakat dan orang tua, guru, kurikulum, fasilitas
pembelajaran dan sistem penilaian.
Strategi
pembelejaran kecerdasan ganda bertujuan agar semua potensi anak dapat
berkembang. Strategi dasar pembelajarannya dimulai dengan :
Ø Membangun/memicu
kecerdasan
Ø Memperkuat
kecerdasan
Ø Mengajarkan
dengan/untuk kecerdasan
Ø Mentransfer
kecerdasan
Sedangkan
kegiatan-kegiatan dapat dilakukan dengan cara menyediakan hari-hari karir,
studi tour, biografi, pembelajaran terprogram, eksperimen, majalah dinding,
papan display, membaca buku-buku untuk mengembangkan kecerdasan ganda, membuat
table perkembangan kecerdasan, atau human intelligence hunt.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Armstrong, T., 2002. Sekolah Para
Juara : Menerapkan Multiple Intelegences
di Dunia Pendidikan. Bandung : Kaifa
·
Budiningsih, C. Asri, 2005. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
·
Dryden, G.S. 1999. Revolusi Cara Belajar
: Keajaiban Pikiran. Bandung : Kaifa